Pengalaman Masa Kecil
Noeng Canva |
Apa itu inner child? Apakah setiap orang punya inner child? Apa dampaknya jika tidak disadari?
Inner Child adalah sisi kepribadian seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil. Bisa juga diartikan sebagai sosok anak kecil yang masih melekat dalam dirinya. Anak kecil dalam diri orang tersebut tidak pernah pergi dan menetap di pikiran bawah sadar hingga dewasa.
Setiap orang memiliki inner child, bisa bersifat negatif maupun positif.
Orang dewasa yang mengalami hambatan dalam hidupnya saat ini, bisa jadi berasal dari pengalaman dimasa lalu yang dimaknai negatif. Tidak setiap orang menyadari dirinya memiliki inner child yang terluka. Bila tidak segera diatasi, dampaknya, selain merugikan dirinya, ia juga bisa menzalimi orang disekitarnya juga terluka.
Setelah tahu apa itu inner child Sofi berusaha mencari artikel yang bisa membantu mengatasinya. Ketemulah artikel ( https://satupersen.net/blog/inner-child-mengenal-bagian-diri-lebih-dalam ) yang dikemukakan oleh psikolog Diana Raab.
- Menuliskan pengalaman dan perasaan buruk. Menuliskan rasa sakit yang dirasakan adalah salah satu cara untuk menyembuhkan inner child kita. Dengan menulis, kita dapat mencurahkan emosi negatif yang selama ini kita simpan. Pengalaman-pengalaman buruk itu mungkin sudah lama tidak kita ingat, tetapi kemungkinan besar masih menetap dalam diri kita. Menulis membantu kita kembali mengingatnya, merasakannya, dan mendamaikan diri dengannya. Kamu dapat menulis beberapa dialog dari sudut pandang inner child-mu. Hal ini mungkin membuatmu kembali teringat dengan luka yang kau miliki. Namun, setelahnya, kamu dapat merasa lebih lega dan menerima situasinya dengan lebih baik.
- Melakukan Sesi Ho’oponopono Pribadi. Apa itu Ho’oponopono? Ini adalah proses memaafkan yang berasal dari Hawai, membantu kita untuk membangun kembali hubungan dengan orang lain-bahkan inner child kita. Kita dapat mengambil waktu untuk menyendiri dan mengatakan hal-hal ini: “I am sorry”, katakan itu kepada dirimu bukan karena kamu telah berbuat salah, melainkan karena kamu telah menyimpan emosi negatif untuk waktu yang lama dan tidak berusaha menyembuhkannya. Luka dan kenangan buruk itu kamu simpan dan tidak kamu ungkapkan sehingga memuncak dalam dirimu. “Please forgive me”, ungkapkanlah rasa maaf yang lebih mendalam kepada inner child-mu. Ungkapkanlah maaf karena kamu tidak banyak mempedulikan cara pandangnya atau bahkan mencoba melupakannya. Permintaan maaf ini akan membawamu dapat mencintai dirimu dengan lebih baik, termasuk inner child-mu. “I love you”, katakan bahwa apapun yang telah terjadi kepadamu, kamu mencintai dirimu sendiri tanpa syarat. Tunjukkanlah rasa cinta kepada dirimu yang terus bertahan hingga saat ini. Cintailah dirimu, tubuhmu, udara yang kamu hirup, dan perjalanan hidupmu. “Thank you”, tunjukanlah rasa syukur atas kehidupan, cinta, dunia, dan pengalaman yang telah membentukmu menjadi sosokmu yang sekarang. Tunjukkanlah rasa syukur atas inner child yang telah bertahan meskipun memiliki perihnya luka yang dirasakan. Rasa syukur ini bisa membantumu lepas dari emosi negatif yang kamu rasakan. Dalam melakukan proses ini, kamu juga dapat kembali membayangkan dan menvisualisasikan pengalaman-pengalaman masa lalumu dan perasaanmu saat itu. Upaya ini membuatmu lebih lega dan jujur kepada dirimu sendiri.
- Membuka diri. Proses penyembuhan inner child adalah sebuah proses seumur hidup dan tidak memiliki akhir yang pasti. Oleh karena itu, penting untuk melakukan dua tahap sebelumnya untuk kembali membuka hubungan dengan inner child kita. Selanjutnya, mungkin akan ada banyak hal-hal baru yang kamu sadari dari masa lalumu. Oleh karena itu, tetap buka diri selama prosesnya.
ditunggu kisah selanjutnya Bu Nunung
BalasHapus
BalasHapusMantaaaap. Tulisan yg informatif berbalut kisah Sofi. Semangat terus berkarya..
Keren... Bunda Noeng, tulisannya sangat menginspirasi sekali. Kisah masa kecil sangat menguras air mata untuk Emak
BalasHapusLuar biasa. Terimakasi infonya Bu Nung.
BalasHapusInner chlid itu bisa berarti juga orang dewasa yang kekamar-kanakan ya? Kalau orang dewasa yang suka main game, mungkin itu termasuk ya?
BalasHapusBukan seperti itu pak Rizky menurut saya, tapi lebih kepada luka bathin yang menghambat perjalanan masa depan.
HapusArtukelnya mantap. Sepertinya aku termasuk yang kena itu, inner child.
BalasHapusSiapa yang baca tulisan ini lantas auto koreksi diri sendiri?
BalasHapusBerdamai dengan masa lalu salah satu cara untuk koreksi diri
BalasHapus