Zat Yang Maha Sempurna
DAFTAR ISI [Buka]
Usai sholat shubuh keluarga Sofi berkumpul di Mushola belakang rumah, sederhana hanya terbuat dari bambu, cukuplah untuk berkumpul, di iringi gemercik air kolam ikan kecil yang berada dalam kandang burung nuri dengan rangkaian tanaman yang ditata rapih membuat nyaman untuk melepas lelah.
Sofi mengawali obrolan santainya, setelah mengecek beberapa hapalan anak-anak juga sholat sunatnya.
"Bagaimana menurut kalian gambar diatas? Jangan lihat tuilsannya tapi beri pandangan pada batu yang tersusun itu. " Tanya Sofi pada anak-anaknya
"Sempurna bu" Jawab anak paling besar
"Kenapa aa bisa bilang sempurna?" Tanya Sofi kembali
"Bagi aa melihat batu itu tegak, tanpa terjatuh itu sudah cukup" Jawabnya lagi santai
"Kalau menurut Hafsah, seharusnya cari batu yang sama baik bentuknya maupun besar kecilnya agar batu itu berdiri kokoh dan tampak bagus, seperti tulisannya, perfection, sempurna" Jawab Hafsah sambil mengayunkan tangannya seperti pesulap Demian.
"Kalau ade ikutan jawabannya ibu aja ..." Anak bungsu ikutan menjawab sambil tertawa kecil
"Jawaban kalian semua bagus, mempunyai pandangan yang berbeda itu sangat menyenangkan, jangan lupa cari kesepakatan untuk mufakat" Ucap ibu bijak.
"Ibu ceritakan satu artikel ya, ibu pernah baca yang di buat oleh Bapak Dr. Adi W Gunawan, ST,. MPd,. CCH salah seorang hipnoterapis" Ucap ibu kembali
Suatu hari Khalil Gibran bertanya pada gurunya.
Gibran: Bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?
Guru: Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali ke belakang!
Setelah berjalan dan sampai di ujung taman Gibran kembali dengan tangan hampa.
Lalu sang guru bertanya: Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satupun?
Gibran: Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi aku tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin di depan ada yang lebih indah. Namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang TERINDAH, dan aku sudah tak bisa kembali ke belakang lagi!
Sambil tersenyum, sang Guru berkata: Ya, itulah hidup ... semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tidak akan pernah mendapatkannya. Karena sejatinya kesempurnaan hakiki tidak pernah ada. Yang ada hanya keikhlasan hati kita menerima kekurangan.
"Yang Sempurna itu kan Allah ya bu?" Kata anak bungsu setengah bertanya.
"Betul, maka syukuri apa yang kita miliki, jaga dan pelihara maka Allah yang akan menyempurnakannya" Jawab Sofi
"Bagaimana kita bisa tahu apa yang kita miliki itu disempurnakan Allah ibu?" Tanya Hafsah
"Kita merasa tenang memilikinya dan berkah merasakannya. Kuncinya mempunyai hati ikhlas dan kepekaan rasa juga luas dalam membuat pandangan atau pemikiran." Jawaban ibu menutup obrolan pagi itu.
Luar biasa ulasanya bunda cantik... Huuuff sangat mengena... Terimakasih.. Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah. " kita merasa tenang memiliknya dan berkah merasakanya".
BalasHapusRingan, namun sangat berkesan
BalasHapusTerimakasih
Kesempurnaan hanya milik Allah, kalimat ini selalu mengingatkan saya pada Bunda Dorce. Sekarang ditambah sama Bunda Sofi
BalasHapusSebuah penyampaian pesan mendalam dengan cara yang ringan. Salut.
BalasHapusSarat pembelajaran. Mantap.
BalasHapusKisah yang bagus n banyak hikmahnya. Makasih Bu artikelnya
BalasHapusObrolan ringan dan hangat yang penuh makna
BalasHapusKesempurnaan hanya milik Allah. Maka terimalah sega;a sesuatu dengan keikhlasan
BalasHapus