Maaf
"Silahkan kerumah, kita bicarakan dirumah, besok saya tunggu." Singkat jawaban Sofi pada gawainya.
Akhirnya mereka ketemu, "Assalamualaikum .... " Suara Wati sudah didepan pintu.
"Wa alaikum salaam, silahkan duduk .... " Jawab Sofi mempersilahkan Wati duduk.
"Saya minta maaf bu, saya tahu saya salah ... keluarga yang hancur membuat saya sering curhat dan ngobrol dengan bapak ... hingga terbangun kedekatan yang membuat saya nyaman .... " Wati mengawali pembicaraan langsung pada tujuannya.
Sofi menghela napas untuk menjawab. Sofi tahu betul cerita hidup Wati, dan merasakan betul bagaimana menjadi anak broken home karena Sofi pun berasal dari keluarga seperti itu. Walaupun, bukan alasan untuk kita melakukan hal yang diluar norma dan agama.
"Untuk kata maaf pasti akan saya berikan, siapa saya kalau sampai tidak memberikan maaf, yang penting minta ampun sama Allah dan tidak mengulanginya kembali".
Tidak banyak yang Sofi katakan karena memang kondisinya masih rapuh. Setelah tujuan Wati tercapai Wati pun pamit pulang.
Satu tahun berlalu, paku yang tertancap dalam hati memang sudah lepas, namun ternyata membekas sangat dalam.
Perubahan Sofi sangat pesat, setelah Sofi menjadi guru disebuah Sekolah Dasar dan aktif diberbagai kegiatan, Sofi mulai banyak interaksi dan banyak menghabiskan waktu dengan gawainya.
"Hai, masih online? Tidurlah .... " Tiba-tiba HP Sofi berbunyi.
Syahri selalu memberi perhatian pada Sofi, rekan guru satu organisasi MGMP bidang studi Matematika.
" Iya, bentar lagi, kebetulan ada nilai yang harus saya rekap" Sofi datar menanggapi.
Sosok Syahri mengganggu hatinya, mulai merasuk pada logika berfikir, dan mempengaruhi karakter Sofi yang tertutup. Syetan memang selalu mencari celah untuk menggoda manusia.
"Saya mengagumi anda, dari penampilan, sikap dan smartnya anda dalam bergaul membuat saya mencari tahu tentang anda" ujar Syahri dalam WA chatnya.
Sofi hanya membaca chatnya, antara bahagia dan takut, berperang dalam hatinya.
"Saya tahu cerita anda dengan suami anda, makin ingin saya dekat dengan anda lebih dari rekan..." Chat Syahri kembali.
Kata-kata Syahri sungguh membuat goyah benteng bawah sadar Sofi, tidak dapat dipungkiri Sofi memang tetarik juga dengan duda keren dua anak ini.
"kenapa pak Syahri bisa tahu kisah saya, dari siapa? Balas Sofi heran. Sofi tidak pernah menceritakan masalahnya pada siapapun.
"Saya tahu dari Ratna keponakan saya, sering curhat tentang sahabatnya yang mencintai suami orang, dan Ratna memperlihatkan foto ibu dengan suami ibu" ujar Syahri lugas.
Ratna tetangga sekaligus sahabat Wati. Ratna memang dekat dengan Syahri keponakan satu-satu nya itu. Syahri sosok pria tampan yang ramah dan dikagumi banyak perempuan.
Waktu begitu cepat berlalu, Sofi berusaha tetap pada posisinya sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anaknya, walau ia harus memerangi perasaannya.
Sementara Syahri tidak henti-hentinya memberikan perhatian dan kata-kata semangat pada Sofi. Beruntung Winarko pun menunjukkan perhatian lebih pada Sofi sehingga ia tidak punya alasan untuk berpaling dan tetap memegang teguh pada prinsipnya.
"Bu Sofi .... !" Teriak Syahri disebrang jalan sebuah Sekolah Dasar.
Sofi memang sering berdiri di depan gerbang sekolah untuk menunggu delman yang mengantarkan ia pulang.
Sofi menoleh ke arah Syahri sambil melambaikan tangan.
"Tunggu bu .... " Teriak Syahri lagi, dengan segera mendekati Sofi.
"Ada yang ingin saya bicarakan, tentu saja tidak disini ... kita menepi di warung itu"
Tawaran Syahri dengan menunjuk ke arah warung yang tidak jauh dari tempat dia dan Sofi berada.
"Baiklah" Sofi menyetujui ajakan Syahri karena tempat warung itu terbuka.
(apa yang akan dibicarakan, Insya Allah tunggu sambungannya ya....he he)
Satu tahun berlalu, paku yang tertancap dalam hati memang sudah lepas, namun ternyata membekas sangat dalam.
BalasHapusKalimatnya dalam sekali.
Hmm... sepertinya Sofi akan membuka hati, atau Syahri hanya PHP saja...
Ada pak Indra juga disebut ya.. lanjutkan bunda
BalasHapus