√ 2.3.a.10. Aksi Nyata - Coaching

DAFTAR ISI [Buka]

Nunung Komalasari, S. Pd

TK Miftahul Haq- Paseh

CGP 2 Bandung

Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

AKSI NYATA COACHING TERHADAP REKAN SEJAWAT

A. Latar Belakang

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya.

Pendidik/Guru adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Murid diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif agar kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Maka seorang Pendidik/Guru haruslah menyelesaikan dulu permasalahan-permasalahan pribadinya, sehingga Pendidik/Guru mampu menjadi Coach yang baik untuk murid-muridnya, oleh karena itu Pendidik juga harus mampu menjadi Coach bagi rekan teman sejawat yang memiliki keresahan sehingga keresahan tersebut mempengaruhi proses pembelajaran.

Model TIRTA adalah teknik yang baik untuk melakukan proses Coahing karena dengan teknik ini memliki aspek sebagai berikut: adanya Tujuan yang jelas dari Coachee, Identifikasi yang dilakukan oleh Coach mampu mengarahkan potensi Coachee sehingga menimbulkan sebuah rancangan, Rancangan Aksi yang di lakukan Coachee mencakup pada tahapan -tahapan aksi yang dilakukan Coachee pada penyelesaian masalah, Coach mampu menekankan Tanggung Jawab pada Coachee akan aksi yang dilakukan.

B. Tujuan

Mengembangkan potensi Coachee sehingga memiliki strategi untuk menyelesaikan masalah
Mengarahkan Coachee untuk menyelesaikan masalah sendiri
Mengarahkan untuk membuat keputusan sendiri

C. Tolok Ukur

Coachee mampu mengenal masalah sendiri
Coachee memiliki strategi untuk menyelesaikan masalah
Coachee dapat membuat keputusan untuk melakukan Aksi

D. Hasil Aksi Proses Coaching

E. Refleksi

Aksi nyata yang dilakukan Coach terhadap Coachee sudah ada aspek model TIRTA, namun seorang Coach masih harus belajar dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka sehingga langkah Coachee dalam membuat rancangan aksi semakin banyak pilihan dan Coach harus belajar dalam komunikasi yang lebih baik lagi.