Bismillahirrohmaanirrohiim...
Masya Allah tidak terasa waktu cepat berlalu. Dua kali pertemuan lagi menuju resume yang ke-20.
Semangat...semangat...
Wartawan
Kata wartawan memang tidak asing di pendengaran saya, tapi untuk mengenal dan bahkan berdialog baru kali pertama ini.
Bersyukur dan Terima kasih kepada Om Jay beserta team telah menghadirkan sosok wartawan hebat dalam materi pelatihan malam ini.
Bunda Aam sebagai moderator mengawali materi dengan memperkenalkan narasumber.
BIODATA PENULIS NUR TERBIT
Nur Aliem Halvaima, SH, MH. Nama pena dan media sosial adalah Nur Terbit. Anak Bugis-Makassar yang dilahirkan 10 Agustus 1960 dari pasangan Haji Muhammad Bakri Puang Boko dan Hajjah Sitti Maryam Puang Mene.
Beliau adalah seorang wartawan, sekaligus penulis buku.
Tahun 2015 beliau menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Jakarta, program S2 ilmu hukum dengan tesis "Pola Pemberian Upah Untuk Kesejahteraan Wartawan Media Cetak di Provinsi DKI Jakarta".
Sedang S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syari'ah dan Hukum. Sarjana Muda di IAIN Alauddin Makassar.
Perjalanan Narasumber
Pak Nur menjalani profesi sebagai wartawan daerah di Makassar sejak masih kuliah.
Beliau menjadi wartawan resmi saat sudah kuliah di IAIN Makassar berlanjut jadi koresponden Harian Terbit (Pos Kota Grup) di Sulawesi Selatan.
Mulai belajar menulis opini, tulisan feature, laporan bersambung, sesekali cerpen percintaan atau tema keluarga.
Beliau memutuskan untuk pensiun dini, dan mulai fokus.menulis blog, kompasiana, mengenal medsos (FB, Twitter, Instagram dan YouTube).
Beliau ikut berbagai lomba menulis, beberapa diantaranya menang. Hadiah laptop, kamera, handphonez dan yang sering flashdisk, atau voucher belanja.
|
Dari sekian banyak tulisan yg tercecer di mana-mana itulah setelah dikumpulkan akhirnya beliau jadikan buku. Diterbitkan YPTD Pak Thamrin dahlan adalah "Wartawan Bangkotan".
|
|
"Lika-Liku Kisah Wartawan" terbitan PWI Pusat 2020 |
|
Akan menyusul buku bacaan ringan : MATI KETAWA ALA NETIZEN |
Reportase Jurnalistik
Seperti judul diatas pekerjaan beliau adalah menulis. Menulis berita, peristiwa, laporan pandangan mata dari lapangan secara tertulis atau (kadang) dilengkapi foto dari TKP ke kantor redaksi koran/media. Dan istilah jurnalistiknya reportase.
Beliau memaparkan bahwa:
Ada perbedaan pola penulisan berita di koran/media dengan menulis bebas untuk artikel di media, terlebih jika menulis utk karangan ilmiah, skripsi, makalah, tesis atau disertasi.
Pada media, ada format atau standar baku, yakni berita tidak boleh (dilarang) memasukkan opini penulisnya atau wartawannya.
Apabila wartawan ingin menyampaikan pendapat, gagasan, pemikiran, ada tempat khusus yakni opini, artikel. Untuk rubrik artikel di media, sudah disiapkan, baik koran, majalah, tabloid, dll.
Kini era berganti dengan online. Satu sisi mengurangi pasar media cetak, sisi lain membuka peluang baru sebagai netizen, atau citizen jurnalism. Media Informasi pun makin banyak pilihan.
Sejarah Prestasi
Narasumber menceritakan bahwa dulu ada yang namanya buku inpres, berbagai jenis buku bacaan, pelajaran, dongeng, cerita petualangan. Termasuk majalah anak2 Si Kuncung, diteruskan majalah Bobo dan rekan-rekannya.
Di bangku SD beliau mulai berani mengirim tulisan ke media, tepatnya di koran daerah tempat beliau tinggal di Makassar.
Ada koran Pedoman Rakyat (PR), koran tertua di Makassar, bahkan se Indonesia Timur.
Tulisannya yang beliau tulis biasanya tulisan ringan sesuai usia pelajar SD. Puisi Anak, Cerita Anak, bahkan ngirim gambar di rubrik Anak.
Setelah tulisan beliau dikirim ke koran dan dimuat, beliau mulai berani ikut lomba menulis. Beberapa ikut lomba menulis antar sekolah dan beliau selalu menang.
Beliau bertutur bahwa "penyakit" suka menulisnya terus menjangkit setelah di SLTP sampai SLTA tepatnya di PGA (Pendidikan Guru Agama).
Ada cerita unik saat beliau ujian akhir, saat beliau harus praktek mengajar di SD Muhammadiyah Maros Sulsel beliau diberi tugas praktek mengajar kelas 6 yang mempunyai postur tubuh seperti GIANT.
Pengalaman tersebut beliau tuangkan melalui tulisan dan beliau kirimkan pada lomba mengarang pengalaman ke majalah remaja HAI (Kompas grup), dan mendapatkan juara harapan 1 (tahun 1980-an).
Menulis dan Membaca
"Untuk mahir menulis, harus banyak membaca". Tutur narasumber.
Beliau menyampaikan untuk banyak membaca tulisan orang lain,.kita bisa belajar style (gaya) penulisan orang dari situ akan muncul Gaya khas kita sendiri, minimal membaca ulang tulisan sendiri (dimana kekurangannya, ejaannya dll).
Yang tidak boleh kata beliau adalah meniru 100 persen tulisan orang, ibarat nya sampai titik komanya, copy paste bahasa kerennya, alias jiplak,bin plagiat.
Menurut beliau dengan banyak membaca :
1. Memperkaya perbendaharaan kata
2. Belajar EYD
3. Menambah wawasan, terutama bgmn format menulis: belajar nyusun pragfraf, huruf sambung dll.
Dari pengalamannya, beliau menemukan "kunci" dalam menulis:
- Menulis dengan kunci 3D. Tulislah yang D-ialami sendiri, yang D-isukai, yang D-ikuasai. Rajin baca, nonton TV/film, dengar radio untuk memperkaya wawasan sebagai tabungan ide kalau mau menulis, terutama genre fiksi
- PDLS = Peka Dengan Lingkungan Sekitar (KEPO)
- TBTO = Terus Belajar atau Baca (dari) Tulisan Orang
- TLMM = Terus Latihan Menulis di Media (Medsos)
- TILM = Terus Ikut Lomba Menulis, sebagai uji coba sejauh mana kualitas tulisan kita
PENUTUP
Sebagai penutup beliau menyampaikan:
Menulis itu harus dimulai. Namanya juga menulis. Ya TULIS sekarang juga.
Jangan biarkan mengendap di kepala. Kepala sudah penuh oleh beban pikiran dan beban hidup.
Anggun C Sasmi, penyanyi rock yang sudah go internasional. Ditanya wartawan, apa kunci sukses dia? "Kalau mau sukses, mandi aja dulu. Karena sukses, peluang dan rezeki, kita tidak tahu kapan datangnya"...
Pesan Narasumber
Kalau sudah banyak tulisan dimuat dimana-mana, ya tinggal kontak Pak Thamrin Dahlan untuk dibukukan. Gratis lagi kalau dengan beliau ...hehe colek @Thamrin Dahlan. Tutur pak Nur Terbit
Wuiih mantap Bu, semakin baik resume dan tampilan blognya..
BalasHapusnuhun Ambu..
BalasHapus