Kita Bisa Menulis
Ada beberapa tips yang pernah narasumber lakukan ketika mengalami hal itu, diantaranya :
1. Ikut kelas menulis
2. Ikut komunitas menulis
3. Ikut lomba menulis
4. Menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita
5. Menulis apa saja yang kita suka
Bersyukur saya dapat bergabung di kelas menulis bersama Omjay ini. Saya setuju dengan yang narasumber sampaikan dengan bergabung di grup ini selain mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis, terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga.
Harus menulis dimana?
Pengalaman saya dulu, saat masih sekolah saya menulis di buku diary, agenda harian atau di balik belakang buku tulis, atau bahkan dikertas selembar.
Zaman sudah berubah banyak sarana untuk menulis, seperti yang disampaikan narasumber kita bisa menulis di blog, buku harian, HP/laptop atau platform menulis online seperti wattpad dan storial. Bahkan media sosial pun bisa kita buat sebagai sarana untuk menulis.
"Menulis dimana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, sebulan, dst". Tutur narasumber
Terbitkan buku
Narasumber menyampaikan ketika sudah menjadi kumpulan tulisan di blog, jurnal harian, serta draft-draft yang ada di laptop atau hp bisa kita jadikan buku. Banyak alumni menulis bersama Omjay yang sudah membuktikan.
Semangat, semangat......
Menulis buku solo atau kolaborasi?
Narasumber memberikan gambaran tentang keduanya.
Untuk buku solo misal dari tema dan waktu tentu kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau beresnya. Apakah seminggu, sebulan, bahkan menahun. Proses pengajuan ke penerbit dll harus diurus secara mandiri.
Sedangkan jika menulis bersama, tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Untuk prosesnya sudah ada yang handle. Begitu pula dengan biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah.
Ini adalah buku solo pertama yang narasumber tulis dengan penuh cinta karena berisi kumpulan kisah yang terinspirasi dari anak didik beliau.
.
Tapi seperti nya ibu punya bakat menulis nih, tinggal sering di asah... Semangat bu
BalasHapusSyukron pak Didi, Insya Allah...
Hapusbagus bu,,...tatap samangat
BalasHapussiap bu ida..
HapusSemangat menulis itu sebenarnya adalah dengan mau memulai menulis kata demi kata.
BalasHapusbetul pak, sedang saya coba...
HapusIni yang saya suka! Untuk menulis online di blog, satu kalimat jadi satu paragraf saja. Enak dan nyaman dibaca, tidak terkesan berat di mata. Sukses, Bu!
BalasHapusJazakallah pak ketua...
BalasHapusaamiin..
minta tolong bimbingannya...
Eh? Saya melewatkan resume ini kah? Tapi rasanya familiar. Apakah pernah berkunjung tapi tak sempat komen ya 😅🙏🏻
BalasHapusTerima kasih Bu Nunung atas pengantarnya yang mencerahkan. Hee, ternyata kita punya kebiasaan yang sama. Membuka mushaf secara acak saat tak tahu harus bagaimana lagi. Alhamdulillah, Allah selalu baik pada hamba-hamba-Nya ya Bu? Memberi jalan, walau sang hamba kerap kali ingkar.