11/11/2020

Kita Bisa Menulis

DAFTAR ISI [Buka]


Tidak terasa materi demi materi telah terlewati, terus terang saya belum ketemu clue nya menulis.
Apa saya tidak berbakat ya.....

Ketika saya bimbang menentukan arah biasanya saya membuka mushaf Al-Quran secara acak, dan ternyata satu ayat Al-Quran (Q.S An-Nahl:78) membuat saya sadar.....

Banyak potensi yang bisa kita kembangkan karena kita sudah diberikan modal oleh Allah dengan pendengaran, penglihatan dan hati.

3 kemampuan yang bisa kita kembangkan yaitu: Qiro'ah artinya berbicara, Istima artinya mendengar dan yang ketiga Kitaba artinya kita bisa menulis.

Mengena sekali materi pada pelatihan kali ini yang dibawakan oleh ibu Ditta Widya Utami, S.Pd, dan di pandu oleh ibu Kanjeung.

Ibu Ditta berbagi pengalaman dan tips dalam menulis dan menerbitkan buku, pertanyaan "Bagaimana Memulai Menulis" mengawali materi malam ini.

Berbeda dengan yang lain, kalau penulis yang lain termasuk ibu Ditta ini memang dari sejak kecil senang menulis dan jadi penulis tapi saya hanya punya ke inginan tanpa bisa terealisasi.

Masalah

Betul sekali apa yang sampaikan oleh narasumber bahwa  ketika harus menulis buku. Menulis di blog. Rasanya seperti berlari sprin yang tiba-tiba menghantam tembok. Atau bertinju yang tiba-tiba KO. Atau bermain catur yang langsung skakmat. Entah apa yang terjadi, seolah semua ide lenyap begitu saja. Tangan tiba-tiba tak bisa menulis. Bahkan lidah pun terasa kelu.

Solusi

Ada beberapa tips yang pernah narasumber lakukan ketika mengalami hal itu, diantaranya :

1. Ikut kelas menulis

2. Ikut komunitas menulis

3. Ikut lomba menulis

4. Menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita

5. Menulis apa saja yang kita suka

Bersyukur saya dapat bergabung di kelas menulis bersama Omjay ini. Saya setuju dengan yang narasumber sampaikan dengan bergabung di grup ini selain mendapat ilmu, motivasi, tips dan trik menulis, terkadang kita pun mendapat kejutan tak terduga.

Harus menulis dimana?

Pengalaman saya dulu, saat masih sekolah saya menulis di buku diary, agenda harian atau di balik belakang buku tulis, atau bahkan dikertas selembar.

Zaman sudah berubah banyak sarana untuk menulis, seperti yang disampaikan narasumber kita bisa menulis di blog, buku harian, HP/laptop atau platform menulis online seperti wattpad dan storial. Bahkan media sosial pun bisa kita buat sebagai sarana untuk menulis. 

"Menulis dimana saja yang penting rutinkan atau buat target berapa tulisan yang harus dibuat dalam sehari, seminggu, sebulan, dst". Tutur narasumber

Terbitkan buku

Narasumber menyampaikan ketika sudah menjadi kumpulan tulisan di blog, jurnal harian, serta draft-draft yang ada di laptop atau hp bisa kita jadikan buku. Banyak alumni menulis bersama Omjay yang sudah membuktikan.

Semangat, semangat......

Menulis buku solo atau kolaborasi?

Narasumber memberikan gambaran tentang keduanya. 

Untuk buku solo misal dari tema dan waktu tentu kita bebas menentukan apa temanya dan kapan mau beresnya. Apakah seminggu, sebulan, bahkan menahun. Proses pengajuan ke penerbit dll harus diurus secara mandiri.

Sedangkan jika menulis bersama, tulisan yang kita buat harus sesuai tema sesuai ketentuan dan waktunya pun sesuai yang dijadwalkan. Untuk prosesnya sudah ada yang handle. Begitu pula dengan biaya. Dengan menulis bersama, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah.

                                          

Ini adalah buku solo pertama yang narasumber tulis dengan penuh cinta karena berisi kumpulan kisah yang terinspirasi dari anak didik beliau.


                 
           
Narasumber menulis dengan berkolaborasi di bawah asuhan Bu @Sri Menulis dan Pak @Brian Menulis 

Penutup dari narasumber: 

" Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki"





 



  











.









bm

Dikatakan sukses seorang ibu apabila sudah bisa menghantarkan anaknya kepada Islam yang kaffah.

9 Comments

Mohon berikan komentar yang dengan menggunakan bahasa yang sopan dan sesuai dengan topik yang dibahas.

  1. Tapi seperti nya ibu punya bakat menulis nih, tinggal sering di asah... Semangat bu

    BalasHapus
  2. Semangat menulis itu sebenarnya adalah dengan mau memulai menulis kata demi kata.

    BalasHapus
  3. Ini yang saya suka! Untuk menulis online di blog, satu kalimat jadi satu paragraf saja. Enak dan nyaman dibaca, tidak terkesan berat di mata. Sukses, Bu!

    BalasHapus
  4. Jazakallah pak ketua...
    aamiin..
    minta tolong bimbingannya...

    BalasHapus
  5. Eh? Saya melewatkan resume ini kah? Tapi rasanya familiar. Apakah pernah berkunjung tapi tak sempat komen ya 😅🙏🏻

    Terima kasih Bu Nunung atas pengantarnya yang mencerahkan. Hee, ternyata kita punya kebiasaan yang sama. Membuka mushaf secara acak saat tak tahu harus bagaimana lagi. Alhamdulillah, Allah selalu baik pada hamba-hamba-Nya ya Bu? Memberi jalan, walau sang hamba kerap kali ingkar.

    BalasHapus
avatar
Admin Noeng Blog Online
Welcome to Noeng Blog blog