Dirimu
Karya Anakku |
Terkadang, aku merasa memandangku seakan terlihat aneh. Tapi, aku nggak bisa menahan diri sendiri. Rasanya aku ingin berbagi dengan dirimu, berbagi betapa sesaknya yang ku rasakan saat ini. Aku tak dapat menjelaskannya. Ya Tuhan, rapuhnya diriku. Aku berharap cepat atau lambat, aku bisa mengontrol emosionalku. Aku berharap bisa mengasihi menyayangi dalam hati saja.
Hai, pria yang telah membuatku sedih karena mengagumi dan menyayangimu dari kejauhan. Tak ada harapan yang lebih besar dalam diriku untukmu, semoga di mana pun engkau berada. Tetaplah menjadi lelaki luar biasa. Doaku padamu, semoga hari-harimu tetap semangat dan semangat terus . Aku bahagia dapat mengagumi, menyayangimu, dan mengasihimu. Walau terkadang air mata membasahi pipi ini, namun DIRIMU adalah semangat buat diriku.
Matanya belum bisa terpejam walau jam sudah menunjukan pukul 24:00, Sofi masih berada dalam alam sadarnya dengan berbagai macam perasaan yang ia rasakan seolah tak ada habis-habisnya.
Ada perasaan yang tertinggal setelah masalah yang menimpanya, ia berpikir keras untuk mencari jawaban kenapa ia bisa terlibat dengan perasaan yang tidak boleh dan tidak pantas ia miliki.
Sofi teringat kata-kata sahabatnya tempo hari ....
"Usia kita sudah tidak muda lagi Sof. Dalam Islam, usia 40 tahun dianggap sebagai usia yang istimewa. Ia dipandang sebagai tonggak awal kemapanan seseorang. Rasulullah SAW pun diangkat sebagai Nabi oleh Allah SWT pada usia 40 tahun. Bagi kaum sufi, usia 40 tahun dianggap sebagai pintu gerbang menuju Allah SWT. Untuk menjadi istimewa dan menuju gerbang itu, kita harus siap dan berhasil melewati beberapa ujian dan rintangan".
"Baiklah, wahai diri .... kita siap untuk bertarung!" bisik Sofi pasti.
Masalah kali ini memang cukup menyita perasaan lembutnya, tapi ia harus berhasil seperti ia mampu mengendalikan emosi kasarnya saat berhadapan dengan masalah kemarin.
Sofi mencoba menerima perasaan dirinya sendiri, agar dapat mengobatinya tanpa harus mencela.
Ada sebuah artikel yang ia baca dengan judul "Pahami Perubahan Diri Saat Masuki Usia 40-50 Tahun" dalam asuhan Elly Risman, Psikolog dan Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati, mengatakan pemahaman terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri itu sangat penting untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Elly mengibaratkan semua orang kena hujan, tetapi tidak semua orang meyiapkan payung, atau kadang hal-hal buruk terjadi pada orang baik, tidak ada pengecualian, semua orang punya peristiwa karena siklus kehidupan.
Menurutnya, jika hal yang tidak diingingkan itu terjadi maka langkah yang ditempuh adalah dengan mengenali masalahnya dan terima, serta selesaikan komunikasi diri sendiri dahulu. Selanjutnya, bersabar, ihlas dan tawakkal serta peliharalah keseimbangan keluarga, istiqomah dan senantiasa pasrah.
"Aku memahami diriku, aku memahami adanya DIRIMU dalam hatiku, hingga aku harus mampu menutup semua ruang, hingga DIRIMU tak bisa masuk walau hanya sekedar mampir ...." Tekad Sofi dalam hati.
"Selamat tinggal malam, selamat datang hari esok, akan kusambut dengan senyum dengan diriku yang baru" Sofi mencoba mengakhiri malam dengan doa tidurnya.
Sofiii yang kuat ya, semangat!
BalasHapusSofi kamu pasti bisa... Kamu wanita tangguh..
BalasHapusBeruntung sekali sosok lelaki itu, namun sayang kehadirannya tidak tepat.
BalasHapusDoa-doa yg dipanjatkan Sofi untuk dirinya pasti akan menguatkan sosoknya.
Sopi wanita yg tangguh, pasti kuat...
BalasHapusjadi ingat usia , hehhe
BalasHapusApa ya bedanya: dirimu, diri-Mu, DIRIMU?
BalasHapus