Banjir Bandang

DAFTAR ISI [Buka]

Noeng

Paseh, 9 Desember 2021

Bencana bagi Sofi merupakan sebuah trauma yang tak bisa dilupakan, 20 tahun silam bencana itu memporakporandakan kampung dimana Sofi tinggal. Tidak ada yang menduga akan ada banjir besar, karena tidak ada hujan tidak ada angin. 

Kampung Sofi memang sudah berlangganan kalau hujan pasti banjir, hingga semua warga selalu waspada ketika hujan turun.

Malam itu, tiba-tiba air datang sangat cepat sehingga semua warga tidak ada yang sempat menyelamatkan harta bendanya, beruntung tidak ada korban jiwa hanya saja semuanya panik dan menyelamatkan diri serta keluarganya. Warga menyebutnya banjir bandang, katanya hujan dari daerah pegunungan sangat besar sehingga air turun sangat deras ke perkampungan.

Alam memang sudah tidak bersahabat dengan manusia, itupun karena ulah manusia sendiri. Hutan yang gundul tak dapat menahan air. Pola hidup konsumtif dan instan  menyebabkan banyak sampah menyumbat pada aliran-aliran sungai.

Bencana seharusnya menjadi bahan untuk kita tafakur kepada yang Maha Pencipta (Allah Subhana hu Wataala). Sebagian orang beranggapan bahwa bencana semata-mata karena takdir dari Allah. Namun, sesungguhnya sunnatullah itu berlangsung ketika manusia lupa akan tugas-tugasnya di atas bumi.

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (banjir, tanah longsor, gempa bumi dan gunung meletus) dan aktivitas manusia.

Q.S Ar-Rum: 41 " telah terjadi berbagai bencana di daratan dan di alutan yang terjadi karena ulah manusia ...".

Adanya bencana sebagai musibah, ujian dan cobaan agar manusia mampu mengambil hikmah dari semua kejadian, sehingga derajat manusia akan meningkat di mata Allah dan kualitas hidup akan lebih baik dengan berbuat baik terhadap sesama.